RINGKASAN INOVASI TEKNOLOGI DAN PROSES PENGGORENG VAKUM

Oleh: Anang Lastriyanto

08123393555

anang.lastriyanto@yahoo.co.id

I. Hasil kreativitas dan inovasi yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat, 

  1. Keunggulan produk dan nilai inovasi

Inovasi yang diusulkan berupa hasil invensi dengan paten no. No. ID.P0026372B  tentang mesin penggoreng vakum tipe horisontal yang menggunakan pompa vakum sistem jet air yang telah berdiffusi dan menimbulkan multiple side effect positif.  Inti dari invensi adalah rekayasa mesin dan proses penggorengan pada suhu rendah (dibawawah 100 oC) dan tekanan rendah (dibawah -66 cmHg) atau penggorengan vakum. Dibandingkan dengan penggorengan konvensional dimana suhunya mencapai (160 – 180 oC), maka penurunan suhunya mencapai 70 oC.  Sehinga penggorengan vakum mengurangi kerusakan bahan dan minyak, memperpanjang masa simpan dan lebih aman.  Kadar air keseimbangan pada penggorengan vakum dibawah 3,5% bb.  Dengan demikian memungkinkan penggorengan buah dan sayur menjadi keripik yang kering dan renyah dengan warna, rasa, dan aroma mendekati aslinya.  Penggorengan vakum juga terbukti bisa diterapkan pada hasil peternakan, perikanan, kelautan, dan hasil olahannya menjadi produk kering dan renyah. Pada teknologi dan proses penggorengan vakum, pompa vakum keberadaannya sangat penting, untuk itu dipilih metode pemvakum sistem jet air karena: 1. Sederhana mudah diproduksi lokal dan massal,  2. Tidak tidak memerlukan bantalan dan pelumas,  3. Dalam fabrikasinya tidak memerlukan presisi tinggi, 4. Tahan terhadap suhu dan kelembaban tinggi dan 5. Biaya operasional, dan perawatannya terjangkau oleh UMKM.  Terbukti bahwa inovasi ini telah diterima masyarakat sejak memasuki pasar dan digunakan UMKM tahun 1995.  Hingga saat ini masyarakat (komersial dan non komersial) sudah menggunakan dan ikut mengindustrikan, baik dari permesinan, proses, maupun produksi barang dan jasa lain yang terkait dengan penggoreng vakum dari hulu hingga hilir.  Selain menghasilkan kreativitas masyarakat, inovasi sudah berdifusi dan bernilai strategis,  dengan meng”KLIK” di mesin pencari menggunakan kata penggoreng vakum, keripik buah, mesin keripik, vacuum frying; maka akan terlihat bahwa inovasi ini berkelanjutan, ada swa-hilirisasi dan bernilai tinggi. Nilai inovasi tidak hanya dari aspek ekonomi saja, tetapi lebih bernilai pada peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi.  

2. Manfaat untuk masyarakat setempat.  

Kemanfaatan inovasi mesin penggoreng vakum sisem jet air sudah dirasakan sejak 1995 hingga kini, yang memanfaatkan adalah masyarakat pendidikan, industri, perdagangan, pemerintah, dan LSM, bahkan sudah dimanfaatkan di mancanegara. Selain itu Bahkan sudah melibatkan antar kementerian melalui program pembinaan, pemberdayaan dan pendampingan  kelompok tani, UMKM. Dari sisi IPTEKS, inovasi sudah dimanfaatkan di lembaga LITBANG, pendidikan menengah kejuruan dan tinggi.  Dari sisi praktis, inovasi sudah memberi nilai tambah tidak hanya masyarakat Indonesia, tetapi juga memberi manfaat ke beberapa negara tetangga seperti India, Malaysia, Taiwan dll.  Selain itu ada  peningkatan manfaat pada kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan kegiatan bisnis barang dan jasa dari hulu hingga hilir yang terkait mesin dan proses penggoreng vakum sistem jet air.

II. Peningkatan nilai tambah bagi produk unggulan, keberlanjutan, 

1. Kondisi  produk  sebelum dan saat dimanfaatkan masyarakat

Pada awalnya teknologi mesin dan proses penggorengan vakum tidak terjangkau oleh masyarakat dan masih impor.  Selain harganya sangat mahal juga memerlukan infra struktur yang belum memungkinkan dioperasikan oleh kelompok tani.  Sebagai gambaran harga mesin bekas yang dimiliki Bob Sadino pada tahun 1990an mencapai $1.000.000.   kemudian ada produk mesin sejenis namun harganya masih cukup mahal $ 50.000. Akhirnya melalui inovasi, proses dan alat telah berhasil disederhanakan sehingga harganya terjangkau.  

2. Nilai tambah setelah dimanfaatkan masyarakat

Nilai tambah inovasi setelah dimanfaatkan masyarakat, selain dapat dilihat dari sisi ekonomi, juga dapat dilihat dari sisi multiple side effect akibat adanya inovasi mesin penggoreng vakum sistem jet air.  Dari sisi ekonomi bahan baku, setelah inovasi dimanfaatkan, dapat mengurangi fluktuasi harga buah di saat panen raya dan di luar panen raya atau meningkatkan stabilitas harga bahan baku.  Sebagai contoh, harga buah nangka setelah inovasi dimanfaatkan mengalami kenaikan harga  dari Rp. 2.500 – 3.500) menjadi Rp (8.000 – 10.000)/kg.  hal ini karena 12 kg buah nangka segar bila diolah akan menjadi 1 kg keripik nangka,  dihargai minimal Rp.120.000,-.  Multiple side effect yang nyata setelah pemanfaatan inovasi adalah: 1. Penelitian dan pengabdian masyarakat terkait dengan inovasi semakin luas, 2. Menginspirasi usaha barang dan jasa yang berhubungan dengan inovasi, seperti usaha bidang permesinan dan jasa perbengkelan, ekspedisi, pengemasan dll., 3. Tercipta sentra industri pengolahan di daerah berbasis potensi agro. 4. Penyerapan tenaga kerja di daerah sentra pengolahan yang menggunakan inovasi.

III. Keberlanjutan 

1. Perluasan manfaat produk

Produk inovasi penggoreng vakum sederhana sistem jet air impementasinya berupa teknologi proses dan rekayasa/ mesin.  Sejak dikomersilkan tahun 1996 dan mengalami krisis ekonomi 1998, 2008, dan covid19 keduanya telah tumbuh dan berkembang sehingga membawa perluasan manfaat hingga kini. Inovasi selalu disempurnakan untuk menyesuaikan perubahan keadaan, misalnya kenaikan dan kelangkaan bahan baku, makin mahalnya biaya tenaga kerja yang tidak seiring dengan kemampuan daya beli konsumen.   Kemanfaatannya tidak hanya bagi industri kecil sebagai pelaku utama saja, namun juga memberi manfaat dari hulu hingga hilir seperti: 1. Pendidikan, untuk obyek pembelajaran peserta didik dari pendididkan menengah hingga S3 yang tersebar di Indonesia, 2. Riset dan Pengembangan (Risbang) di lembaga LITBANG, 3. Industri dan perdagangan, 4. Jasa dan transportasi, 5. Pengembangan pedesaan sebagai sentra bahan baku dan tenaga kerja. Kemanfaatan inovasi selain pada diversifikasi proses untuk   komoditi buah dan sayur, kemanfaatannya telah diperluas untuk pengolahan hasil peternakan, perikanan, dan kelautan menjadi produk krispi dan awet, bukti bisa dilihat di ig @ananglastriyanto dan lastrindo.com.  Ketiganya merupakan kekuatan ekonomi masa depan Indonesia, terutama di wilayah pesisir yang panjangnya mencapai 98.000 km.

2. Jangka waktu pemanfaatan

Inovasi penggoreng vakum seerhana sistem jet air merupakan teknologi yang menyajikan sistem kerja pemvakuman baru, karena pompa vakum menentukan keberadaan sistem.  Pompa vakum dan tabung penggoreng merupakan komponen penentu keberlangsungan inovasi.  Sehingga didesain sedemikian rupa sehingga mudah diproduksi secara massal dengan teknologi sederhana, menggunakan bahan lokal, mempertimbangkan sarana serta kondisi pengguna yang serba terbatas, sehingga masyarakat bisa meniru dan mengembangkan.  Atas dasar tersebut, inovasi telah memberi manfaat lebih dari 30 tahun memberi manfaat dan menimbulkan multiple side effect pada bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Berdasarkan prediksi inovator, jangka waktu pemanfaatan inovasi akan berkelanjutan seiring dengan tumbuh dan berkembangnya konsumen khususnya pada era revolusi industri 4.0.

3. Rencana kedepan pemanfaatan produk

Produk mesin penggorengg vakum sistem jet air dan hasil proses berupa keripik buah dan sayur yang selama ini beredar dipasaran baik luring maupun daring adalah masa lalu dari inovasi.  Dampak ekonomi dari multiple side effect  dapat diibaratkan sebagai katup pengaman sosial, karena telah tercipta ekosistem hulu hingga hilir yang memberi sinergi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.  Prediksi innovator, masa depan dari inovasi ini akan membentuk budaya baru, merubah cara mengkonsumsi dari cara segar atau kemasan segar menjadi budaya mengkonsumsi bentuk instan namun nilai gizi dan kandungannya tetap terjaga.  Mengkonsumsi makanan di perjalanan dalam menempuh perjalanan jauh misalnya kapal pesiar, penjelajahan ruang angkasa memerlukan makanan kering dan awet yang gizinya tetap terjaga.  Sehingga peranan produk inovasi di masa depan sangat penting keberadaannya.  

IV. Kemudahan untuk dideseminasikan dan diadopsi oleh masyarakat

1. Tanggapan masyarakat terhadap produk yang didiseminasikan

Awalnya teknologi penggoreng vakum belum mendapat respon masyarakat karena mahalnya biaya investasi hingga $1.000.000 sehingga tidak akan mungkin dijangkau oleh kalangan UMKM dengan segala keterbatasannya.  Padahal potensi bahan baku, tenaga kerja dan pasar sangat besar.  Berdasarkan hasil penelitian dan penerapan pompa vakum sistem jet air  pada prototipe mesin penggoreng vakum  kemudian mendiseminasikan di masyarakat ternyata inovasi mudah diadopsi dan menimbulkan kreativitas.  Tidak hanya UMKM saja, tetapi kampus seperti IPB, UPH, UGM, Aademi Gizi, UB, BLK, dan beberapa lembaga LITBANG menggunakan dan ikut mendiseminasikan ke masyarakat.  Sehingga mendorong perkembangan inovasi lebih cepat dan mampu men”difusikan” ke masyarakat.

2. keterlibatan masyarakat dalam pemanfaatan produk

Terkait dengan keterlibatan masyarakat terhadap hasil inovasi mesin dan proses penggoreng vakum, hingga saat ini inovasi telah memasyarakat hingga  sampai tahap difusi teknologi yang  menimbulkan efek multiplier di masyarakat baik secara nasional maupun internasional.  Karena masyarakat ikut mengindustrikan, maka muncul  rantai hilirisasi dimana masyarakat yang terlibat bukan hanya masyarat komersial saja seperti industri kecil hingga menengah, tetapi juga masyarakat  non komersial seperti lembaga pendidikan dan pelatihan, RISBANG, yayasan, dan LSM.   Konsekuensinya muncul pasar yang terkait produk inovasi dari bahan baku, proses, hingga distribusi dan pemasaran baik teknologi permesinan maupun proses. Terkait dengan pemanfaatan produk inovasi berupa mesin dan proses penggoreng vakum, keduanya telah dimanfaatkan masyarakat komersial dan non komersial secara berkelanjutan sehingga tercipta jaringan pasar pemanfaatan produk baik luring maupun daring.   

3. Hal-hal yang menyebabkan produk mudah diadopsi masyarakat

Faktor penyebab adopsi masyarakat terhadap teknologi dan proses penggoreng vakum sistem jet air ada tiga yakni faktor teknik, ekonomi, dan sosial.  Inovasi mudah diadopsi bila secara teknik, secara ekonomi mengunungkan dan berkelanjutan, secara sosial tidak berlawanan dengan nilai sosial.  Pertama faktor teknik, minimal ada tiga hal yang menyebabkan masyarakat mudah mengadopsi teknologi proses penggorengan vakum dan kemudian ikut mengindustrikan, dan mendifusikan.  Ketiga hal tersebut, a. Pompa vakum jet air, mudah diproduksi masal dan lokal selain itu murah dan mudah operasionalnya, b. Konstruksi tabung penggoreng horisonal dengan mekanisme angkat celup bahan dan pengaduk yang terbuat dari keranjang berlubang, bentuk keranjang setengah tabung yang yang dipasang pada porosnya sehingga gerakan angkat celup cukup memutar poros dari luar. c. Kontrol suhu  menggunakan prinsip pengendalian aliran bahan bagar gas LPG sistem by-pass, menggunakan solenoid yang dikendalikan thermokontrller.  Sitem ini sekarang luas sekali penggunaannya untuk pengendalian suhu pada alat selain penggoeng vakum. Kedua faktor ekonomi,  keberlanjutan inovasi sejak 1995 hingga sekarang karena didukung  kelayakan ekonomi. Alasan a. keterjangkauan investasi dan operasional, b. kemudahan dan kemurahan operasional didukung c. kualitas yang memenuhi standar perdagangan menjadi jawaban mengapa inovasi ini layak secara ekonomi.  Ketiga faktor sosial, inovasi preoses dan mesin penggoreng vakum sistem jet air mampu membuka katup pengaman sosial dengan a. menumbuhkembangkan UMKM pengolahan pangan, produsen alat dan mesin pertanian (ALSINTAN) dan jaringan usaha jasa dan barang dari hulu hingga hilir, b. meningkatkan posisi tawar hasil pertanian dan tenaga kerja sektor informal terutama tenaga kerja di pedesaan dan sentra bahan baku, c. menyerap tenaga kerja sekaligus  mengatasi masalah pengangguran, sehingga inovasi mampu meminimalisir dampak sosial yang negatif.  

V. Aspek legalitas produk inovasi, 

1. Perizinan yang sudah ada dan manfaat perizinan tersebut terhadap perkembangan produk inovasi 

Produk inovasi telah diindustrikan oleh masyarakat sehingga perkembangannya sangat pesat.  Lebih pesat lagi dengan adanya pasar online dan media sosial dimasa pandemi COVID19, masyarakat makin proaktif melakukan kegiatan ekonomi rumah tangga akibat dampak penurunan pertumbuhan ekonomi.  Untuk menjaga kualitas produk dan melindungi konsumenm maka legalitas atau perijinan usaha terkait dengan inovasi mengalami perkembangan.  Periijinan, selain dimiliki inventor juga dimiliki oleh masyarakat, bahkan perijianan yang dimiliki masyarakat tumbuh dan berkembang di daerah pengguna inovasi.   Legalitas  yang dimiliki inventor berupa a. paten sederhana No.P.20010073 tentangmesin penggoreng vakum, b. test report, ada 5 (lima) test repot berdasarkan kapasitas mesin yang dikomersialkan dan diikuti oleh masyarakat.  Adapun perijinan yang dimiliki oleh masyarakat terkait dengan usaha produk pangan berupa PIRT, Halal, SIUP, BPPOM, dan lain-lain.  Pada saat ini perijinan mempunyai peranan sangat penting untuk menumbuhkembangkan inovasi, sehinnga lembaga litbang dan perguruan tinggi memberikan perhatian serius dengan melakukan inkubasi teknologi hasil penelitian kampus dan masyarakat.  

2. Perizinan lain yang diperlukan untuk peningkatan manfaat produk

Perizinan mempunyai peranan sangat penting di perdagangan internasional, untuk itu sehingga diperlukan perizinan Agar produk inovasi bermanfaat dan bisa memasuki pasar global Tantangan utama dari perkembangan perminaan hasil inovasi adalah penciptaan Stnadard Operational Procedure (SOP) dan Standar Mesin penggoreng vakum 

VI. Potensi sosial ekonomi dan perlindungan lingkungan

1. Pengaruh pemanfaatan produk terhadap interaksi sosial masyarakat

Inovasi telah dimanfaatkan oleh masyarakat dalam arti luas, meliputi masyarakat komersial, pendidikan dan penelitian, dan pemangku kebijakan atau akademisi, bisnis, dan government (ABG).  Sehingga tercipta interaksi sosial di masyarakat yang melibatkan ke tiga unsur tersebut.  Government atau pemerinah berperan dalam menciptakan atmosphere interaksi sosial dalam pemanfaatan dan komersialisasi inovasi  oleh Bisnis dan Akademisi.  

2. Pengaruh pemanfaatan produk terhadap peningkatan pendapatan masyarakat Produk telah terbukti mampu meningkatkan pendapatan masyarakat, bukan hanya terkait secara langsung maupun tidak langsung dengan inovasi teknologi dan proses penggorengn vakum secara berkelanjutan.  Hal ini menunjukkan bahwa inovasi mampu memberikan pendapatan di masyarakat.

3. Limbah yang dihasilkan dari produk dan pemanfaatan limbah produk

Produk berupa teknologi dan proses penggorengan vakum, sejak awal didesain dengan pertimbangan zero waste.  

VII. Unsur kebaharuan dan kekayaan intelektual

1. Kelebihan produk dibandingkan nilai produk lainnya yang sejenis

Dibandingkan teknologi dan proses penggorengan vakum yang ada sebelumnya, kelebihan inovasi dapat diproduksi lokal secara masal karena teknologi pompa vakum yang selama ini menjadi kendala dapat diatasi.   Produk yang ada saat itu mahal dan memerlukan infrastruktur khusus yang tidak mungkin dikuasai UMKM dengan segala keterbatasannya.  Secara singkat kelebihan inovasi dibandingkan dengan produk sebelumnya adalah: Sederhana, Mudah diproduksi dan dioperasikan, Aplikatif untuk semua hasil pertanian/ pangan, Reliabel, handal, dan  Terintegrasi dengan proses lain yang menghasilkan inovasi baru.  

2. Kekayaan intelektual yang diperoleh atau yang akan diusulkan

Kekayaan inelektual ada saat ini paten sederhana No. ID.P0026372B granted tanggal 16 Agustus, 2010.  Hingga saat ini klaim dari paten seperti: pompa vakum sistem jet air, tabung penggoreng horisonal dengan mekanisme angkat celup masih digunakan dan berkembang di industri. Karena selain inventor, masyarakat ikut mengindustrikan.  Berdasarkan pengalaman dan prediksi, dalam waktu dekat akan diusulkan paten baru meliputi: pompa vakum sistem jet air dengan sirkulasi air dingin untuk vacuum cooling, teknologi dan metode penggorengan kombinasi bertingkat berbasis sistem vakum jet air untuk proses industri, dan sistem transport segar dengan suhu, tekanan, dan kelembaban terkendali.

Raih Gelar Doktor Berkat Mesin Penggoreng Vakum

 

 Lowokwaru, MC – Sejak tahun 1996 mengembangkan alat penggoreng vakum (hampa udara), Ir. Anang Lastriyanto, M.Si akhirnya berhasil dikukuhkan sebagai doktor di Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (UB) Malang. Dalam ujian disertasinya yang digelar Rabu (23/07), Anang menyampaikan tentang Analisis dan Pengembangan Model Kadar Air Keseimbangan pada Proses Penggorengan Vakum.
Ir. Anang Lastriyanto, M.Si dan mesin penggoreng vakum hasil penelitiannya, Rabu (23/07)
Ir. Anang Lastriyanto, M.Si dan mesin penggoreng vakum hasil penelitiannya, Rabu (23/07)

Anang menyampaikan ketertarikannya untuk mengembangkan alat penggorengan vakum adalah karena sekitar pada tahun 1990-an ia penasaran dengan alat penggorengan vakum yang harganya sangat mahal. Saat itu pengusaha Bob Sadino membelinya dari luar negeri dalam kondisi bekas dengan harga Rp. 2 milyar.

“Karena itu saya tertarik untuk meneliti dan mengembangkan alat penggorengan vakum, dan ini tidak sia-sia karena saya berhasil mengembangkan alat vakum dengan harga yang relatif murah dan kini bisa dibeli masyarakat dengan harga mulai Rp. 10 juta,” ucap dosen Fakultas Teknologi Pertanian UB ini, Rabu (23/07).

Alat itupun kini sudah mendapatkan hak paten dan telah dipasarkan di seluruh Indonesia bahkan hingga India. Berbagai inovasi terus ia lakukan untuk menyempurnakan alat tersebut.

Dalam penelitian disertasinya ia memilih mengangkat tentang Analisis dan Pengembangan Model Kadar Air Keseimbangan Pada Proses Penggorengan Vakum dengan alasan untuk mengurangi kesenjangan antara pesatnya perkembangan teknologi di masyarakat dengan kajian ilmiah yang ada di perguruan tinggi.

“Saya ingin merealisasikan obsesi agar UB menjadi acuan dalam bidang teknologi penggorengan vakum, baik dari sisi teoritis maupun praktis, sekaligus mewujudkan visi dan misi serta strategi yang telah dicanangkan,” ucap Anang.

Lebih lanjut ia mengatakan, tujuan disertasi yang ia sampaikan adalah untuk merancang sistem akuisisi data dan pemilihan sensor pengukuran parameter proses meliputi suhu, tekanan, kelembaban, dan kadar air. Serta menganalisis pola perubahan parameter dan kinetika proses dan mengembangkan model kadar air keseimbangan selama proses penggorengan vakum. (cah/yof)

Sumber: http://mediacenter.malangkota.go.id/2014/07/raih-gelar-doktor-berkat-mesin-penggoreng-vakum/#ixzz48ubYoHPA

Malam Puncak Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa 2014

Jakarta, 16 Desember 2014-“Kami sangat menghargai lima belas orang yang mendapatkan AKIL (Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa-red). Mudah-mudahan mendorong lainnya yang belum mendapatkan kesempatan,” kata Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti), Muhammad Nasir dalam malam puncak AKIL 2014, di Gedung Ditjen Dikti, Senayan, Jakarta.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti, Kemristek Dikti) memberikan Rp 250.000.000 kepada masing-masing peraih AKIL 2014.
Peraih AKIL dinilai telah berkontribusi dalam kemajuan teknologi dalam upaya meningkatkan daya saing dan kesejahteraan bangsa. AKIL yang diinisiasi Ditjen Dikti sejak tahun 2009 melibatkan banyak pihak. Antara lain Kemristek Dikti, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian dan Kementerian Pariwisata.
Menristek Dikti berharap pemerintah dapat berperan serta dalam komersialisasi dan hilirisasi hasil penelitian para inventor. Menristek Dikti pun meminta Kementerian Hukum dan HAM dapat membebaskan biaya pemeliharaan hak paten hingga penemuan para peneliti dapat dihilirisasi. Dengan begitu, gairah para peneliti semakin menggeliat untuk berinovasi.

AKILOK1

PERAIH ANUGERAH KEKAYAAN INTELEKTUAL LUAR BIASA TAHUN 2014

Kategori Paten
1 Anang Lastriyanto : Mesin Penggoreng Vakum Tipe Horisontal Yang Menggunakan Pompa Vakum Sistem Jet Air
2 Sri Widowati : Teknologi Penurunan Indeks Glikemik Beras Untuk Diet Bagi Penderita Diabetes Melitus
3 Ika Dewi Ana : Metode Sintesis Graft Tulang Gama-CHA Dalam Sistem Gelatin Tertaut Silang
4 Dewa Ngurah Suparta : Komposisi Minuman Brem Dari Ubi Jalar Ungu Yang Mengandung Antosianin
5 M. Nurhalim Shahib : Komposisi Ekstrak Kering Phyllantus Niruri Linn, Curcuma Xanthoriza Roxb, dan Carica Papaya Linn Untuk Anti Demam Berdarah

Kategori Hak Cipta Bidang Ilmu Pengetahuan (Publikasi)
1 Ferry Iskandar
2 Abdul Rohman

Kategori Perlindungan Varietas Tanaman
1 Muhammad Azrai : Pemulia Tanaman Serealia
2 Sudarmadi Purnomo : Ketersediaan varietas unggul tanaman buah tropika dalam menjamin kecukupan serat, gizi dan vitamineral masyarakat Indonesia
3 Sobir : Klaster Tanaman buah
4 Hajrial Aswidinnoor : Tanaman Padi (Padi Sawah dan Padi Gogo)
5 Astanto Kasno : Pemulia Tanaman Kacang-kacangan

Kategori Desain Industri, Hak Cipta Karya Seni Rupa, Seni Pertunjukan dan Permainan Kreatif
1 Andar Bagus Sriwarno : Pengembangan set alat musik berbahan bambu
2 Tisna Sanjaya : Imah Budaya (IBU) Cigondewah
3 Rahayu Supanggah : I La Galigo dll.

http://dikti.go.id/blog/2014/12/17/malam-puncak-akil-2014/

DETERMINATION OF FRYING CONSTANT FOR VACUUM FRIED PINEAPPLE AT THREE LEVELS OF FEEDING CAPACITY

Vacuum frying is frying under vacuum pressure to prevent the quality dete1011rioration of fried foods due to the excessive heat caused by high frying temperature. This process is suitable for fruit and vegetable frying to produce fruit and vegetable chips. The objective of this research was to determine frying constant of pineapple chips under vacuum. Pineapple slices in 40×20×4 mm size were fried under equilibrium pressure at 10 kPa abs and temperature of 85±3°C. Processing was conducted in three levels of feeding: 50, 75, and 100% of vacuum fryer capacity. The water removal rate was observed during the process by the measurement of the condensate formation. Vacuum frying constant K from the exponential decay equation: (equation available in full text) was then calculated. The results showed that K values at the feeding levels of 50, 75 and 100% were respectively 0.078, 0.068 and 0.065 min-1 with each regression coefficient of 0.9677, 0.9668, and 0.9749. In conclusion, the frying constant K in pineapple vacuum frying could be determined by the exponential decay equation, and the constant value became greater at smaller feeding levels.

Tak hanya Bisa untuk Keripik Buah, Bakso Bisa Menjadi Krispi

Tak hanya Bisa untuk Keripik Buah, Bakso Bisa Menjadi Krispi

Malang Pos Sabtu, 15 September 2012 20:51
 20150108_133822.jpg

Mesin Penggoreng Vakum Tipe Horizontal Sistem Jet Air untuk UMKM
Malang sebagai kota penghasil buah, tampaknya akan diikuti dengan julukan Kota Keripik Buah. Potensi tersebut yang berhasil ditangkap oleh Ir. Anang Lastriyono, MSi, penemu vacuum fryer tipe horisontal dengan pompa vakum sistem jet. Penelitian selama belasan tahun berhasil ia dedikasikan untuk kelompok Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.
Salah satu rumah di kawasan Jalan Rajekswesi, terlihat berbeda dengan kebanyakan rumah lainnya. Ketika kami mulai menapakkan kaki memasuki halaman depan, tampak beberapa orang pekerja, tengah sibuk dengan kerangka yang terbuat dari alumunium.
Dentuman peralatan kerja mereka, seolah menjadi pengiring langkah kami bertemu tuan rumah. Tak lama berselang, pemilik rumah yang disulap bak bengkel itu, menyambut kedatangan kami dengan hangat.
‘’Vacuum fryer bukan alat yang baru. Saya berinovasi dengan alat ini supaya bisa digunakan dan berguna bagi masyarakat menengah ke bawah. Hal tersebut yang membuat saya menggunakan pompa vakum dengan sistem jet,’’ terangnya kepada Malang Post.
Pada umumnya, vacuum fryer menggunakan pompa vakum sistem mekanis dan tipe tabungnya vertikal. Kekurangan tipe vertikal adalah penguapan yang relatif kecil dan pompa vakum mekanis memerlukan akurasi dan presisi tinggi. Harganya yang terlampau mahal juga membuat alat tersebut sulit dikembangkan di Indonesia.
Lalu dengan telaten, dosen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya ini berinovasi dengan sistem jet air, untuk menggantikan sistem mekanis.
Inovasi tersebut memberikan perubahan energi tekanan air, menjadi energi gerak dengan bantuan jet air. Metode ini dipilih karena mudah dan murah dalam pengoerasian dan perawatannya.
Pria yang sejak tahun 1990 mengabdikan diri sebagai dosen ini membuat vacuum fryer dengan kapasitas yang bervariasi. Mulai dari yang paling kecil yakni 1,5 Kg hingga 25 Kg.
‘’Kapasitas kecil memudahkan para petani mengolah hasil buah. UMKM kan tidak membutuhkan vacuum fryer industri besar yang harganya mahal dan kapasitasnya besar. Mereka butuh vacuum fryer dengan kapasitas yang lebih kecil dan harga terjangkau. Sehingga biaya untuk membeli alat tidak membebani produksi skala kecil yang mereka geluti,’’ ujar pria kelahiran Sleman, 4 Oktober 1962.
Ia telah menguji alatnya ini dengan berbagai macam buah dan sayur. Apel, jeruk, nangka, nanas, pisang, tape, cabe, kedelai jepang, hingga bakso mampu disulap menjadi produk olahan yang tahan hingga dua tahun.
‘’Bahan yang akan diolah, diiris terlebih dahulu kemudian dimasukkan ke dalam tangki. Membutuhkan waktu kurang lebih 15 hingga 90 menit. Suhu dan tekanan yang digunakan dalam mesin ini rendah, sehingga tidak merusak bentuk dan kandungan buah. Langkah terakhir adalah mengetaskan minyak dengan spinner yang ada di dalamnya,’’ jelasnya.
Selain itu, untuk mempertahankan produk agar tetap terjaga kualitasnya, packaging juga perlu diperhatikan. ‘’Bahan yang bagus untuk kemasan sehingga produk bias tahan lama adalah alumunium foil yang dilapisi plastik,’’ tambahnya.
Anang menuturkan, dirinya ingin mewujudkan harapan tentang masyarakat Indonesia yang mandiri. ‘’Selama ini kita hanya menjadi ‘penonton’. Banyak barang yang didatangkan dari luar negeri dan kita hanya bertindak sebagai konsumen. Kenapa kita tidak menjadikan Indonesia sebagai ‘pemain’ di pasar sendiri? Potensi yang kita miliki sangat besar. Mulai dari SDA hingga SDM,’’ tegas Anang.
Kesuksesannya saat ini tak lepas dari peran beberapa dosen yang sering memberikan penugasan kepada Anang. ‘’Tahun 1986 saya mendapatkan tugas untuk memantau pemanfaatan tenaga angin untuk tambak udang di Sidoarjo. Sempat juga membuat alat perontok padi. Jadi sebenarnya kalau tidak pernah disuruh dosen untuk melakukan penelitian, nggak akan ada vacuum fryer ini,’’ tuturnya penuh haru.
Dia merasa memiliki tanggung jawab yang besar sebagai dosen yang harus mengabdikan diri untuk masyarakat. Di usianya yang tak lagi muda, ia tetap ingin berinovasi. Harga baku yang kian hari kian mahal, bukan dianggap sebagai halangan. Justru ia melihat tantangan dan peluang di sana.
‘’Tiap kesulitan itu menjadikan penyemangat saya. Belum lagi dengan mengajar di kampus, saya mendapatkan banyak pertanyaan yang membuat saya semakin termotivasi untuk melakukan inovasi baru. Ya intinya, saya ingin agar Indonesia lebih produktif dan mampu menjadi tuan rumah di pasar dalam negeri. Kalau bisa jangan sampai negara lain memegang kendali atas perekonomian bangsa ini,’’ tandasnya.
Tak hanya memproduksi alat sendiri, ia tidak sungkan mengajarkan keterampilannya ini kepada orang lain. Kini ia telah memiliki enam pekerja yang dengan setia membuat karya yang telah ia arahkan. ‘’Mereka berasal dari lingkungan sekitar rumah. Saya juga sering menerima tamu dari luar kota bahkan luar pulau yang ingin belajar membuat Vacuum Fryer. Tidak ada rasa takut akan tersaingi. Mengajarkan berarti membagikan ilmu, dan ilmu yang dibagikan itu akan semakin banyak dan menguntungkan kita,’’ pungkasnya.
Disinggung tentang usaha keripik buah yang sangat menggiurkan, lulusan program magister Institut Pertanian Bogor ini mengungkapkan ketidaktertarikannya.
‘’Kalau saya membuka bisnis keripik buah, konsentrasi saya akan terpecah. Belum tentu saya bisa memiliki waktu untuk melakukan inovasi lagi. Selama ini saya sangat menikmati profesi sebagai peneliti. Kalau untuk bisnis di hari tua, ya biar waktu saja yang akan menjawab. Apakah nantinya memang membuka usaha keripik buah atau tidak,’’ tutupnya lantas tersenyum ramah. (Kurniatul Hidayah)

Malang Pos Sabtu, 15 September 2012 20:51

http://www.malang-post.com/menufeature/53496-tak-hanya-bisa-untuk-keripik-buah-bakso-bisa-menjadi-krispi-

SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012 UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012

Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia (PERTETA) bekerjasama dengan Jurusan Keteknikan Pertanian dan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya menyelenggarakan seminar dengan tema “Peran Keteknikan Pertanian dalam Mendukung Ketahanan Pangan dan Energi yang Berwawasan Lingkungan”

Kontak

Jurusan Keteknikan Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Brawijaya

Jl. Veteran Malang 65145
Phone. +62 341 571708
Fax. +62 341 586415
http://perteta2012.ub.ac.id/
Email: perteta2012@ub.ac.id

Menristek Berikan Penghargaan Kepada 102 Inovator Indonesia

2010.10.14.2_1

Anang Lastriyanto Menerima Penghargaan 102 Inovasi Indonesia atas Karyanya Mesin Penggoreng Vakum/ Vacuum Fryer Machine / Mesin Vacuum Frying dari Menristek.

Berdasarkan laporan terbaru World Economic Forum (WEF), posisi peringkat Indonesia terkait Indeks Daya Saing Global atau Global Competitiveness Index telah meningkat dari 54 pada tahun 2009 menjadi 44 di tahun 2010. Pencapaian ini menunjukkan keberhasilan pertumbuhan pembangunan ekonomi di Indonesia, yang ditandai dengan semakin sehatnya kondisi ekonomi makro dan naiknya indikator pendidikan. Setelah amandemen konstitusi Indonesia tahun lalu untuk menempatkan setidaknya 20% dari anggaran pemerintah pada sektor pendidikan, kebijakan ini telah menjadi langkah mendasar untuk meningkatkan secara substansial sektor pendidikan dalam membentuk fondasi yang kuat bagi masyarakat berbasis pengetahuan di Indonesia.
Lanjutkan membaca

Penemu Vacuum Frying untuk UMKM Pertama di Indonesia


Senin, 04 Juni 2012 20:47
Berkeinginan menciptakan sebuah alat untuk membantu pengusaha keripik baik skala kecil dan menengah, mendorong dosen Fakultas Teknologi Pangan (FTP) Ir. Anang Lastriyanto, MSi menciptakan mesin yang dikenal dengan vacuum frying. Uniknya, mesin yang berhasil dia ciptakan, adalah mesin pertama di Indonesia khusus menyasar UMKM.
Lanjutkan membaca

Anugrah Ristek Teknologi Inovatif untuk Vacuum Fryer

DSC_9329.jpgIstana Wakil Presiden. Dalam sejarah bangsa-bangsa, kemajuan suatu bangsa bukan ditentukan oleh banyaknya sumber daya alam, luasnya tanah yang dimiliki, dan jumlah penduduk yang besar, “Melainkan ditentukan oleh inovasi dalam menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memperoleh hasil yang semakin produktif,” ujar Wakil Presiden (Wapres) Boediono pada Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-15 Tahun 2010. Itulah sumber kemajuan suatu bangsa yang tidak pernah habis. Lanjutkan membaca

Jempol dari SBY

kunjungan sby-bagus-ub-2

Enak ya… : Presiden SBY acungkan jempol saat mencicipi buah jeruk goreng dalam kunjungan ke Universitas Brawijaya kemarin

Radar Malang, 28 Januari 2009
Kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudoyono dan rombongan ke Universitas Brawijaya kemarin diwarnai canda. Dalam kesempatan mencoba buah kering yang digoreng dengan penggorengan vakum, Presiden keenam RI memuji buah jeruk yang digoreng dengan penggorengan vakum. Selain warna dan bentuknya teteap seperti jeruk segar yang dikupas, rasanya juga tetap jeruk, kata SBY. “ini enak, benar, ini enak” ungkap SBY sambil mengacungkan jempolnya. “yang nyoba cabai belum ada, ayo Pak…” ulang SBY kepada Hatta Rajasa yang hanya bisa tertawa lebar…