Arsip Kategori: Riset
RINGKASAN INOVASI TEKNOLOGI DAN PROSES PENGGORENG VAKUM
Oleh: Anang Lastriyanto
08123393555
anang.lastriyanto@yahoo.co.id
I. Hasil kreativitas dan inovasi yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat,
- Keunggulan produk dan nilai inovasi
Inovasi yang diusulkan berupa hasil invensi dengan paten no. No. ID.P0026372B tentang mesin penggoreng vakum tipe horisontal yang menggunakan pompa vakum sistem jet air yang telah berdiffusi dan menimbulkan multiple side effect positif. Inti dari invensi adalah rekayasa mesin dan proses penggorengan pada suhu rendah (dibawawah 100 oC) dan tekanan rendah (dibawah -66 cmHg) atau penggorengan vakum. Dibandingkan dengan penggorengan konvensional dimana suhunya mencapai (160 – 180 oC), maka penurunan suhunya mencapai 70 oC. Sehinga penggorengan vakum mengurangi kerusakan bahan dan minyak, memperpanjang masa simpan dan lebih aman. Kadar air keseimbangan pada penggorengan vakum dibawah 3,5% bb. Dengan demikian memungkinkan penggorengan buah dan sayur menjadi keripik yang kering dan renyah dengan warna, rasa, dan aroma mendekati aslinya. Penggorengan vakum juga terbukti bisa diterapkan pada hasil peternakan, perikanan, kelautan, dan hasil olahannya menjadi produk kering dan renyah. Pada teknologi dan proses penggorengan vakum, pompa vakum keberadaannya sangat penting, untuk itu dipilih metode pemvakum sistem jet air karena: 1. Sederhana mudah diproduksi lokal dan massal, 2. Tidak tidak memerlukan bantalan dan pelumas, 3. Dalam fabrikasinya tidak memerlukan presisi tinggi, 4. Tahan terhadap suhu dan kelembaban tinggi dan 5. Biaya operasional, dan perawatannya terjangkau oleh UMKM. Terbukti bahwa inovasi ini telah diterima masyarakat sejak memasuki pasar dan digunakan UMKM tahun 1995. Hingga saat ini masyarakat (komersial dan non komersial) sudah menggunakan dan ikut mengindustrikan, baik dari permesinan, proses, maupun produksi barang dan jasa lain yang terkait dengan penggoreng vakum dari hulu hingga hilir. Selain menghasilkan kreativitas masyarakat, inovasi sudah berdifusi dan bernilai strategis, dengan meng”KLIK” di mesin pencari menggunakan kata penggoreng vakum, keripik buah, mesin keripik, vacuum frying; maka akan terlihat bahwa inovasi ini berkelanjutan, ada swa-hilirisasi dan bernilai tinggi. Nilai inovasi tidak hanya dari aspek ekonomi saja, tetapi lebih bernilai pada peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Manfaat untuk masyarakat setempat.
Kemanfaatan inovasi mesin penggoreng vakum sisem jet air sudah dirasakan sejak 1995 hingga kini, yang memanfaatkan adalah masyarakat pendidikan, industri, perdagangan, pemerintah, dan LSM, bahkan sudah dimanfaatkan di mancanegara. Selain itu Bahkan sudah melibatkan antar kementerian melalui program pembinaan, pemberdayaan dan pendampingan kelompok tani, UMKM. Dari sisi IPTEKS, inovasi sudah dimanfaatkan di lembaga LITBANG, pendidikan menengah kejuruan dan tinggi. Dari sisi praktis, inovasi sudah memberi nilai tambah tidak hanya masyarakat Indonesia, tetapi juga memberi manfaat ke beberapa negara tetangga seperti India, Malaysia, Taiwan dll. Selain itu ada peningkatan manfaat pada kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan kegiatan bisnis barang dan jasa dari hulu hingga hilir yang terkait mesin dan proses penggoreng vakum sistem jet air.
II. Peningkatan nilai tambah bagi produk unggulan, keberlanjutan,
1. Kondisi produk sebelum dan saat dimanfaatkan masyarakat
Pada awalnya teknologi mesin dan proses penggorengan vakum tidak terjangkau oleh masyarakat dan masih impor. Selain harganya sangat mahal juga memerlukan infra struktur yang belum memungkinkan dioperasikan oleh kelompok tani. Sebagai gambaran harga mesin bekas yang dimiliki Bob Sadino pada tahun 1990an mencapai $1.000.000. kemudian ada produk mesin sejenis namun harganya masih cukup mahal $ 50.000. Akhirnya melalui inovasi, proses dan alat telah berhasil disederhanakan sehingga harganya terjangkau.
2. Nilai tambah setelah dimanfaatkan masyarakat
Nilai tambah inovasi setelah dimanfaatkan masyarakat, selain dapat dilihat dari sisi ekonomi, juga dapat dilihat dari sisi multiple side effect akibat adanya inovasi mesin penggoreng vakum sistem jet air. Dari sisi ekonomi bahan baku, setelah inovasi dimanfaatkan, dapat mengurangi fluktuasi harga buah di saat panen raya dan di luar panen raya atau meningkatkan stabilitas harga bahan baku. Sebagai contoh, harga buah nangka setelah inovasi dimanfaatkan mengalami kenaikan harga dari Rp. 2.500 – 3.500) menjadi Rp (8.000 – 10.000)/kg. hal ini karena 12 kg buah nangka segar bila diolah akan menjadi 1 kg keripik nangka, dihargai minimal Rp.120.000,-. Multiple side effect yang nyata setelah pemanfaatan inovasi adalah: 1. Penelitian dan pengabdian masyarakat terkait dengan inovasi semakin luas, 2. Menginspirasi usaha barang dan jasa yang berhubungan dengan inovasi, seperti usaha bidang permesinan dan jasa perbengkelan, ekspedisi, pengemasan dll., 3. Tercipta sentra industri pengolahan di daerah berbasis potensi agro. 4. Penyerapan tenaga kerja di daerah sentra pengolahan yang menggunakan inovasi.
III. Keberlanjutan
1. Perluasan manfaat produk
Produk inovasi penggoreng vakum sederhana sistem jet air impementasinya berupa teknologi proses dan rekayasa/ mesin. Sejak dikomersilkan tahun 1996 dan mengalami krisis ekonomi 1998, 2008, dan covid19 keduanya telah tumbuh dan berkembang sehingga membawa perluasan manfaat hingga kini. Inovasi selalu disempurnakan untuk menyesuaikan perubahan keadaan, misalnya kenaikan dan kelangkaan bahan baku, makin mahalnya biaya tenaga kerja yang tidak seiring dengan kemampuan daya beli konsumen. Kemanfaatannya tidak hanya bagi industri kecil sebagai pelaku utama saja, namun juga memberi manfaat dari hulu hingga hilir seperti: 1. Pendidikan, untuk obyek pembelajaran peserta didik dari pendididkan menengah hingga S3 yang tersebar di Indonesia, 2. Riset dan Pengembangan (Risbang) di lembaga LITBANG, 3. Industri dan perdagangan, 4. Jasa dan transportasi, 5. Pengembangan pedesaan sebagai sentra bahan baku dan tenaga kerja. Kemanfaatan inovasi selain pada diversifikasi proses untuk komoditi buah dan sayur, kemanfaatannya telah diperluas untuk pengolahan hasil peternakan, perikanan, dan kelautan menjadi produk krispi dan awet, bukti bisa dilihat di ig @ananglastriyanto dan lastrindo.com. Ketiganya merupakan kekuatan ekonomi masa depan Indonesia, terutama di wilayah pesisir yang panjangnya mencapai 98.000 km.
2. Jangka waktu pemanfaatan
Inovasi penggoreng vakum seerhana sistem jet air merupakan teknologi yang menyajikan sistem kerja pemvakuman baru, karena pompa vakum menentukan keberadaan sistem. Pompa vakum dan tabung penggoreng merupakan komponen penentu keberlangsungan inovasi. Sehingga didesain sedemikian rupa sehingga mudah diproduksi secara massal dengan teknologi sederhana, menggunakan bahan lokal, mempertimbangkan sarana serta kondisi pengguna yang serba terbatas, sehingga masyarakat bisa meniru dan mengembangkan. Atas dasar tersebut, inovasi telah memberi manfaat lebih dari 30 tahun memberi manfaat dan menimbulkan multiple side effect pada bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Berdasarkan prediksi inovator, jangka waktu pemanfaatan inovasi akan berkelanjutan seiring dengan tumbuh dan berkembangnya konsumen khususnya pada era revolusi industri 4.0.
3. Rencana kedepan pemanfaatan produk
Produk mesin penggorengg vakum sistem jet air dan hasil proses berupa keripik buah dan sayur yang selama ini beredar dipasaran baik luring maupun daring adalah masa lalu dari inovasi. Dampak ekonomi dari multiple side effect dapat diibaratkan sebagai katup pengaman sosial, karena telah tercipta ekosistem hulu hingga hilir yang memberi sinergi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Prediksi innovator, masa depan dari inovasi ini akan membentuk budaya baru, merubah cara mengkonsumsi dari cara segar atau kemasan segar menjadi budaya mengkonsumsi bentuk instan namun nilai gizi dan kandungannya tetap terjaga. Mengkonsumsi makanan di perjalanan dalam menempuh perjalanan jauh misalnya kapal pesiar, penjelajahan ruang angkasa memerlukan makanan kering dan awet yang gizinya tetap terjaga. Sehingga peranan produk inovasi di masa depan sangat penting keberadaannya.
IV. Kemudahan untuk dideseminasikan dan diadopsi oleh masyarakat
1. Tanggapan masyarakat terhadap produk yang didiseminasikan
Awalnya teknologi penggoreng vakum belum mendapat respon masyarakat karena mahalnya biaya investasi hingga $1.000.000 sehingga tidak akan mungkin dijangkau oleh kalangan UMKM dengan segala keterbatasannya. Padahal potensi bahan baku, tenaga kerja dan pasar sangat besar. Berdasarkan hasil penelitian dan penerapan pompa vakum sistem jet air pada prototipe mesin penggoreng vakum kemudian mendiseminasikan di masyarakat ternyata inovasi mudah diadopsi dan menimbulkan kreativitas. Tidak hanya UMKM saja, tetapi kampus seperti IPB, UPH, UGM, Aademi Gizi, UB, BLK, dan beberapa lembaga LITBANG menggunakan dan ikut mendiseminasikan ke masyarakat. Sehingga mendorong perkembangan inovasi lebih cepat dan mampu men”difusikan” ke masyarakat.
2. keterlibatan masyarakat dalam pemanfaatan produk
Terkait dengan keterlibatan masyarakat terhadap hasil inovasi mesin dan proses penggoreng vakum, hingga saat ini inovasi telah memasyarakat hingga sampai tahap difusi teknologi yang menimbulkan efek multiplier di masyarakat baik secara nasional maupun internasional. Karena masyarakat ikut mengindustrikan, maka muncul rantai hilirisasi dimana masyarakat yang terlibat bukan hanya masyarat komersial saja seperti industri kecil hingga menengah, tetapi juga masyarakat non komersial seperti lembaga pendidikan dan pelatihan, RISBANG, yayasan, dan LSM. Konsekuensinya muncul pasar yang terkait produk inovasi dari bahan baku, proses, hingga distribusi dan pemasaran baik teknologi permesinan maupun proses. Terkait dengan pemanfaatan produk inovasi berupa mesin dan proses penggoreng vakum, keduanya telah dimanfaatkan masyarakat komersial dan non komersial secara berkelanjutan sehingga tercipta jaringan pasar pemanfaatan produk baik luring maupun daring.
3. Hal-hal yang menyebabkan produk mudah diadopsi masyarakat
Faktor penyebab adopsi masyarakat terhadap teknologi dan proses penggoreng vakum sistem jet air ada tiga yakni faktor teknik, ekonomi, dan sosial. Inovasi mudah diadopsi bila secara teknik, secara ekonomi mengunungkan dan berkelanjutan, secara sosial tidak berlawanan dengan nilai sosial. Pertama faktor teknik, minimal ada tiga hal yang menyebabkan masyarakat mudah mengadopsi teknologi proses penggorengan vakum dan kemudian ikut mengindustrikan, dan mendifusikan. Ketiga hal tersebut, a. Pompa vakum jet air, mudah diproduksi masal dan lokal selain itu murah dan mudah operasionalnya, b. Konstruksi tabung penggoreng horisonal dengan mekanisme angkat celup bahan dan pengaduk yang terbuat dari keranjang berlubang, bentuk keranjang setengah tabung yang yang dipasang pada porosnya sehingga gerakan angkat celup cukup memutar poros dari luar. c. Kontrol suhu menggunakan prinsip pengendalian aliran bahan bagar gas LPG sistem by-pass, menggunakan solenoid yang dikendalikan thermokontrller. Sitem ini sekarang luas sekali penggunaannya untuk pengendalian suhu pada alat selain penggoeng vakum. Kedua faktor ekonomi, keberlanjutan inovasi sejak 1995 hingga sekarang karena didukung kelayakan ekonomi. Alasan a. keterjangkauan investasi dan operasional, b. kemudahan dan kemurahan operasional didukung c. kualitas yang memenuhi standar perdagangan menjadi jawaban mengapa inovasi ini layak secara ekonomi. Ketiga faktor sosial, inovasi preoses dan mesin penggoreng vakum sistem jet air mampu membuka katup pengaman sosial dengan a. menumbuhkembangkan UMKM pengolahan pangan, produsen alat dan mesin pertanian (ALSINTAN) dan jaringan usaha jasa dan barang dari hulu hingga hilir, b. meningkatkan posisi tawar hasil pertanian dan tenaga kerja sektor informal terutama tenaga kerja di pedesaan dan sentra bahan baku, c. menyerap tenaga kerja sekaligus mengatasi masalah pengangguran, sehingga inovasi mampu meminimalisir dampak sosial yang negatif.
V. Aspek legalitas produk inovasi,
1. Perizinan yang sudah ada dan manfaat perizinan tersebut terhadap perkembangan produk inovasi
Produk inovasi telah diindustrikan oleh masyarakat sehingga perkembangannya sangat pesat. Lebih pesat lagi dengan adanya pasar online dan media sosial dimasa pandemi COVID19, masyarakat makin proaktif melakukan kegiatan ekonomi rumah tangga akibat dampak penurunan pertumbuhan ekonomi. Untuk menjaga kualitas produk dan melindungi konsumenm maka legalitas atau perijinan usaha terkait dengan inovasi mengalami perkembangan. Periijinan, selain dimiliki inventor juga dimiliki oleh masyarakat, bahkan perijianan yang dimiliki masyarakat tumbuh dan berkembang di daerah pengguna inovasi. Legalitas yang dimiliki inventor berupa a. paten sederhana No.P.20010073 tentangmesin penggoreng vakum, b. test report, ada 5 (lima) test repot berdasarkan kapasitas mesin yang dikomersialkan dan diikuti oleh masyarakat. Adapun perijinan yang dimiliki oleh masyarakat terkait dengan usaha produk pangan berupa PIRT, Halal, SIUP, BPPOM, dan lain-lain. Pada saat ini perijinan mempunyai peranan sangat penting untuk menumbuhkembangkan inovasi, sehinnga lembaga litbang dan perguruan tinggi memberikan perhatian serius dengan melakukan inkubasi teknologi hasil penelitian kampus dan masyarakat.
2. Perizinan lain yang diperlukan untuk peningkatan manfaat produk
Perizinan mempunyai peranan sangat penting di perdagangan internasional, untuk itu sehingga diperlukan perizinan Agar produk inovasi bermanfaat dan bisa memasuki pasar global Tantangan utama dari perkembangan perminaan hasil inovasi adalah penciptaan Stnadard Operational Procedure (SOP) dan Standar Mesin penggoreng vakum
VI. Potensi sosial ekonomi dan perlindungan lingkungan
1. Pengaruh pemanfaatan produk terhadap interaksi sosial masyarakat
Inovasi telah dimanfaatkan oleh masyarakat dalam arti luas, meliputi masyarakat komersial, pendidikan dan penelitian, dan pemangku kebijakan atau akademisi, bisnis, dan government (ABG). Sehingga tercipta interaksi sosial di masyarakat yang melibatkan ke tiga unsur tersebut. Government atau pemerinah berperan dalam menciptakan atmosphere interaksi sosial dalam pemanfaatan dan komersialisasi inovasi oleh Bisnis dan Akademisi.
2. Pengaruh pemanfaatan produk terhadap peningkatan pendapatan masyarakat Produk telah terbukti mampu meningkatkan pendapatan masyarakat, bukan hanya terkait secara langsung maupun tidak langsung dengan inovasi teknologi dan proses penggorengn vakum secara berkelanjutan. Hal ini menunjukkan bahwa inovasi mampu memberikan pendapatan di masyarakat.
3. Limbah yang dihasilkan dari produk dan pemanfaatan limbah produk
Produk berupa teknologi dan proses penggorengan vakum, sejak awal didesain dengan pertimbangan zero waste.
VII. Unsur kebaharuan dan kekayaan intelektual
1. Kelebihan produk dibandingkan nilai produk lainnya yang sejenis
Dibandingkan teknologi dan proses penggorengan vakum yang ada sebelumnya, kelebihan inovasi dapat diproduksi lokal secara masal karena teknologi pompa vakum yang selama ini menjadi kendala dapat diatasi. Produk yang ada saat itu mahal dan memerlukan infrastruktur khusus yang tidak mungkin dikuasai UMKM dengan segala keterbatasannya. Secara singkat kelebihan inovasi dibandingkan dengan produk sebelumnya adalah: Sederhana, Mudah diproduksi dan dioperasikan, Aplikatif untuk semua hasil pertanian/ pangan, Reliabel, handal, dan Terintegrasi dengan proses lain yang menghasilkan inovasi baru.
2. Kekayaan intelektual yang diperoleh atau yang akan diusulkan
Kekayaan inelektual ada saat ini paten sederhana No. ID.P0026372B granted tanggal 16 Agustus, 2010. Hingga saat ini klaim dari paten seperti: pompa vakum sistem jet air, tabung penggoreng horisonal dengan mekanisme angkat celup masih digunakan dan berkembang di industri. Karena selain inventor, masyarakat ikut mengindustrikan. Berdasarkan pengalaman dan prediksi, dalam waktu dekat akan diusulkan paten baru meliputi: pompa vakum sistem jet air dengan sirkulasi air dingin untuk vacuum cooling, teknologi dan metode penggorengan kombinasi bertingkat berbasis sistem vakum jet air untuk proses industri, dan sistem transport segar dengan suhu, tekanan, dan kelembaban terkendali.
proses pengembangan vacuumfryer dari masa ke masa
Galeri
Galeri ini berisi 8 foto.
DETERMINATION OF FRYING CONSTANT FOR VACUUM FRIED PINEAPPLE AT THREE LEVELS OF FEEDING CAPACITY
Analysis Frying Constant of Pineapples Vacuum Frying
Ke samping
Analysis Frying Constant of Pineapples Vacuum Frying
A. Lastriyanto, S. Soeparman, R. Soenoko and H.S. Sumardi
Brawijaya University, Malang-East Java, Indonesia
Abstract: Vacuum frying is frying process under a vacuum condition to prevent material object deterioration due to excessive heat caused by high temperature. This process is suitable to produce fruit chips. The objective of this research is to determine the frying constant of pineapple chips processing under vacuum condition. A 40mmx20mmx4mm sliced Pineapple were fried under equilibrium pressure at 10 kPa absolute (abs) and a temperature of 85±3°C. In this process, three feeding rate was chosen, which is a feeding of 50%, 75% and 100% of the vacuum fryer capacity. The water removal rate was observed during the process by measuring the condensate volume. Frying constant values (K) for a feeding rate of 50%, 75% and 100% were 0.078; 0.068 and 0.065 (minutes1) and the regression coefficient of 0.9677; 0.9668 and 0.9749 respectively. From the research done, it can be concluded that i) the frying constant (K) in pineapple vacuum frying could be determine by an exponential decay method. ii) The K value became greater at a smaller feeding rate.
Key words: Fruit chips Frying constant Vacuum frying Water removal rate
SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012 UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia (PERTETA) bekerjasama dengan Jurusan Keteknikan Pertanian dan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya menyelenggarakan seminar dengan tema “Peran Keteknikan Pertanian dalam Mendukung Ketahanan Pangan dan Energi yang Berwawasan Lingkungan”
Kontak
Jurusan Keteknikan Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Brawijaya
Jl. Veteran Malang 65145
Phone. +62 341 571708
Fax. +62 341 586415
http://perteta2012.ub.ac.id/
Email: perteta2012@ub.ac.id
Menristek Berikan Penghargaan Kepada 102 Inovator Indonesia
Anang Lastriyanto Menerima Penghargaan 102 Inovasi Indonesia atas Karyanya Mesin Penggoreng Vakum/ Vacuum Fryer Machine / Mesin Vacuum Frying dari Menristek.
Berdasarkan laporan terbaru World Economic Forum (WEF), posisi peringkat Indonesia terkait Indeks Daya Saing Global atau Global Competitiveness Index telah meningkat dari 54 pada tahun 2009 menjadi 44 di tahun 2010. Pencapaian ini menunjukkan keberhasilan pertumbuhan pembangunan ekonomi di Indonesia, yang ditandai dengan semakin sehatnya kondisi ekonomi makro dan naiknya indikator pendidikan. Setelah amandemen konstitusi Indonesia tahun lalu untuk menempatkan setidaknya 20% dari anggaran pemerintah pada sektor pendidikan, kebijakan ini telah menjadi langkah mendasar untuk meningkatkan secara substansial sektor pendidikan dalam membentuk fondasi yang kuat bagi masyarakat berbasis pengetahuan di Indonesia.
Lanjutkan membaca
Penemu Vacuum Frying untuk UMKM Pertama di Indonesia
Senin, 04 Juni 2012 20:47
Berkeinginan menciptakan sebuah alat untuk membantu pengusaha keripik baik skala kecil dan menengah, mendorong dosen Fakultas Teknologi Pangan (FTP) Ir. Anang Lastriyanto, MSi menciptakan mesin yang dikenal dengan vacuum frying. Uniknya, mesin yang berhasil dia ciptakan, adalah mesin pertama di Indonesia khusus menyasar UMKM.
Lanjutkan membaca
Peralatan Pasca Panen dan Industri Pengolahan Hortikultura
(Kajian Kasus: Peralatan Industri Pengolahan Hortikultura Dengan Tekanan Rendah Berbasis Teknologi Jet Air/ Water-Jet)
Anang Lastriyanto 2)
ABSTRAK
Produk hortikultura seperti buah-buahan dan sayuran mempunyai arti penting dalam pemenuhan kebutuhan vitamin, mineral, karbohidrat dan protein, pada umumnya dikonsumsi dalam keadaan segar, produk proses minimal (minimally processed) dan aneka jenis olahannya seperti keripik, manisan, asinan, sirup, jem, selai dan bentuk instan. Sifat mudah rusak (perishable) produk hortikultura menyebabkan terjadinya kehilangan pasca panen/ penurunan mutu yang cukup besar, dari beberapa sumber menyebutkan 25 – 80 %. Permasalahan lain yang ada seperti: bersifat musiman, lokasi produksi terpencar dan relatif sempit, menjadikan betapa pentingnya peranan peralatan pasca panen dan industri pengolahan hortikultura untuk menciptakan nilai tambah melalui kegiatan agroindustri di pedesaan.
Lanjutkan membaca